Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

HKI dan Kebudayaan Tradisional

Kebudayaan Tradisional: Suatu Langkah Maju Untuk Perlindungan di Indonesia Pengarang: Peter Jaszi Penerbit: LSPP Jakarta Cetakan Tahun: 2009 Tebal : xii+229 hlm Topik masalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) dan Kebudayaan Tradisional, adalah suatu topik penelitian yang menarik serta menantang. Apakah hukum atau undang-undang bermanfaat untuk mendukung kesenian tradisional bukanlah pertanyaan baru. Betulkah konsep Hak Kekayaan Intelektual bisa diterapkan begeitu saja pada Kebudayaan Tradisional di Indonesia? Apa faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam melihat dua masalah tersebut? Betulkah Hak Kekayaan Intelektual bisa melindungi kebudayaan tradisional dari orang-oarang yang mengambil manfaat darinya? Buku ini memberikan gambaran yang luas dan mendalam untuk bahasan tentang dinamika Hak Kekayaan Intelektual ( Intellectual Proverty Rights ) dengan Kebudayaan Tradisional. Bagaimana sesungguhnya cara untuk melindungi kebudayaan tradisional itu? Apakah betul dengan pengg

Asmaragama

Asmaragama Wanita Jawa Pengarang : Ashad Kusuma Djaya & Ki Guno Asmara Penerbit : Kreasi Wacana, Yogyakarta Cetakan tahun: 2004 Tebal: xxii+270 hlm Dalam dunia seks, para lelaki-lah yanga sering ter-KO oleh perempuan. Kasus lemah syahwat menghantui hampir semua lelaki yang menganggap penting kehidupan seksual. Barngkali sebagai pelarian dari kelemahan itulah banyak lelaki berselingkuh (plus madon), yang terkesan sedikit menipu diri seakan-akan dia menjadi perkasa dengan meniduri perempuan lain. Sesungguhnya tindakan itu bisa pula sebagai berikut: yaitu mereka benar-benar gagal menundukkan pesona nan membara dari wanita Jawa baik di dalam maupun di luar ranjang rumah tangganya.Bahkan pengokohan kekuasaan seksual dalam perilaku maskulin mereka pada dasarnya adalah kelemahan mereka menghadapi pesona feminin wanita Jawa. Sehingga bisa dikatakan kalau wanita Jawa tidak perlu menjadi maskulin untuk mendapatkan kekuasaan, tetapi justru memanfaatkan kefemininanya. Dalam skala

Tentang Syekh Siti Jenar

Ajaran dan Jalan kematian Syekh Siti Jenar Penulis: Abdul Munir Mulkhan Penerbit: Kreasi Wacana Yogyakarta Cetakan Tahun: 2001 Tebal: xxiv+314 hlm.; 21 cm. Pandangan Syeh Siti Jenar bahawa hidup yang dialami manusia sekarang ini adalah justru kematian jelas bertentangan dengan pendapat Wali Songo. Ijmak ulama dan pandangan resmi kerajaan Demak Bintoro. Demikian pula pendapat Syekh Siti Jenar bahwa di dunia fana ini sudah terdapat surga dan neraka. Menurutnya, dalam alam ini manusia mengalami keberuntungan dan kesialan yang merupakan ganjaran surga dan neraka. Bagi Siti Jenar, para wali salah dalam memahami hidup dan mati, surga dan neraka. Adalah keliru jika sekarang ini disebut alam kehidupan dan nanti disebut alam kematian. Karena itu Syekh Siti Jenar siang malam berusaha mensucikan budi, dan menguasai ilmu luhur. Hal itu demi kemuliaan jiwanya dan manusia lainnya menuju kehidupan yang hakiki. Dan ini tercermin saat eksekusi dijatuhkan padanya, ia justru memilih jalan kematiann