BELAJAR SENI RUPA
Seni Rupa Modern
Pengarang : Dharsono Sony kartika
Penerbit : Rekayasa Sains, Bandung
Cetakan : I, Mei 2004
Tebal : xviii, 229 halaman.
Seni Rupa Modern dirancang sebagai upaya untuk menyediakan bahan ajar pengantar perkuliahan mata kuliah "Tinjauan Seni Rupa Modern". Didalamnya berisi beberapa definisi dan kajian atas eksistensi perkembangan seni secara universal. Disajikan secara singkat dengan dilengkapi sebanyak 99 gambar yang representatif. Tinjauan Seni Rupa Modern Indonesia diawali dengan pemaparan tentang perkembangan seni rupa modern Eropa dan Amerika, sebagai pengetahuan dan pemahaman agar mampu mengidentifikasi pengaruh yang terjadi dalam perkembangan seni rupa modern di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Seni rupa sebagai salah satu cabang kesenian memiliki peran penting didalam kehidupan . Seni rupa mengacu pada bentuk visual atau seringkali disebut bentuk perupaan, yang merupakan susunan atau komposisi atau satu kesatuan dari unsur-unsur rupa. Sementara struktur rupa meliputi proporsi, unsur-unsur rupa/ desain, dasar-dasar penyusunan (prinsip dasar desain), dan hukum penyusunan (azas desain). Unsur-unsur rupa meliputi: garis, shape (bangun), texture (rasa permukaan bahan), dan warna. Dasar penyusunan (prinsip-prinsip desain) mengacu pada: harmoni (selaras), kontras, repetisi (irama) dan gradasi. Hukum penyusunan (azas desain) mengikuti kaidah: kesatuan (unity), keseimbangan (balance), kesederhanaan (simplicity), dan emaphasis (aksentuasi). Penciptaan seni rupa bermuara pada keindahan yang memiliki sejumlah kualitas pokok yaitu kesatuan, keselaranan, kesetangkupan, kesimbangan dan perlawanan (kontras). Semua ini merupakan dimanika proses antara seniman, karya seni dan penghayat seni yang mengacu pada tiga komponen dasar yaitu tema, bentuk dan isi.
Perjalanan seni rupa modern diawali oleh gerakan yang disebut seni lukis realisme dinamis atau post impresionisme. Gerakan ini merupakan masa transisis dari konvensi realisme ke bentuk kebebasan seniman. Impresionisme lahir pada abad XIX membawa reaksi tajam; reaksi tersebut datang dari tokoh impresionisme fanatik: Paul Cezanne (1839-1906).
Kajian seni rupa modern meliputi aliran ekpresionisme, fauvisme, kubisme, futurisme, dadaisme, pittura metafisika, dan surealisme. Perkembangan seni rupa khususnya di Amerika Serikat hingga tahun 1920-an dipengaruhi oleh seni realistis Eropa. Tapi pada tahun 1913 di New York diperkenalkan seni lukis modern yang diterima dengan baik oleh seniman. Sehingga museum dan galeri menampung gerakan baru tersebut mengakibatkan seniman-seniman Eropa bermigrasi ke Amerika. Dinamika ini melahirkan antara lain Abstraksionisme, Suprematisme, konstruktivisme, Neoplastime (Destjil), Purisme, Pop Ar, Seni Kinetik, Seni Optik, Seni Konseptual, Seni Minimalis dan Super-Realisme.
Sedangkan perkembangan seni rupa modern Indonesia dirintis sejak Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880). Dilanjutkan oleh masa Hindia Jelita (Moi Indie), 1908-1937, dilanjutkan dengan masa persagi dan revolusi (1937-1950), kemudian periode kekinian dimulai dengan lahirnya akademi (seputar tahun 1950) diselingi pegaruh pergolakan politik seputar tahun 1965 dan masa sesudah tahu 1965. Kemudian gerakan seni rupa baru muncul seputar tahun 1970-an. Buku ini juga menyoroti terjadinya "boom" seni lukis Indonesia seputar tahun 1990-an .
Sistematika buku ini terdiri dari tiga bab. Bab satu membahas fungsi seni rupa dan strukturnya. Mengungkap mengenai lingkup seni, seni dan seni rupa, serta struktur seni rupa. Bab dua, tinjauan seni rupa modern pembahasan meliputi tinjauan seni rupa modern Eropa (awal abad XX) dan tinjauan seni lukis modern di Amerika pertengahan Abad XX. Bab tiga, membahas Seni Lukis Indonesia, meliputi masa perintisan (1807-1880), masa Hindia jelita (1908-1937), masa Persagi dan revolusi (1937-1950), dan periode kekinian.
Seni rupa sebagai salah satu cabang kesenian memiliki peran penting didalam kehidupan . Seni rupa mengacu pada bentuk visual atau seringkali disebut bentuk perupaan, yang merupakan susunan atau komposisi atau satu kesatuan dari unsur-unsur rupa. Sementara struktur rupa meliputi proporsi, unsur-unsur rupa/ desain, dasar-dasar penyusunan (prinsip dasar desain), dan hukum penyusunan (azas desain). Unsur-unsur rupa meliputi: garis, shape (bangun), texture (rasa permukaan bahan), dan warna. Dasar penyusunan (prinsip-prinsip desain) mengacu pada: harmoni (selaras), kontras, repetisi (irama) dan gradasi. Hukum penyusunan (azas desain) mengikuti kaidah: kesatuan (unity), keseimbangan (balance), kesederhanaan (simplicity), dan emaphasis (aksentuasi). Penciptaan seni rupa bermuara pada keindahan yang memiliki sejumlah kualitas pokok yaitu kesatuan, keselaranan, kesetangkupan, kesimbangan dan perlawanan (kontras). Semua ini merupakan dimanika proses antara seniman, karya seni dan penghayat seni yang mengacu pada tiga komponen dasar yaitu tema, bentuk dan isi.
Perjalanan seni rupa modern diawali oleh gerakan yang disebut seni lukis realisme dinamis atau post impresionisme. Gerakan ini merupakan masa transisis dari konvensi realisme ke bentuk kebebasan seniman. Impresionisme lahir pada abad XIX membawa reaksi tajam; reaksi tersebut datang dari tokoh impresionisme fanatik: Paul Cezanne (1839-1906).
Kajian seni rupa modern meliputi aliran ekpresionisme, fauvisme, kubisme, futurisme, dadaisme, pittura metafisika, dan surealisme. Perkembangan seni rupa khususnya di Amerika Serikat hingga tahun 1920-an dipengaruhi oleh seni realistis Eropa. Tapi pada tahun 1913 di New York diperkenalkan seni lukis modern yang diterima dengan baik oleh seniman. Sehingga museum dan galeri menampung gerakan baru tersebut mengakibatkan seniman-seniman Eropa bermigrasi ke Amerika. Dinamika ini melahirkan antara lain Abstraksionisme, Suprematisme, konstruktivisme, Neoplastime (Destjil), Purisme, Pop Ar, Seni Kinetik, Seni Optik, Seni Konseptual, Seni Minimalis dan Super-Realisme.
Sedangkan perkembangan seni rupa modern Indonesia dirintis sejak Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880). Dilanjutkan oleh masa Hindia Jelita (Moi Indie), 1908-1937, dilanjutkan dengan masa persagi dan revolusi (1937-1950), kemudian periode kekinian dimulai dengan lahirnya akademi (seputar tahun 1950) diselingi pegaruh pergolakan politik seputar tahun 1965 dan masa sesudah tahu 1965. Kemudian gerakan seni rupa baru muncul seputar tahun 1970-an. Buku ini juga menyoroti terjadinya "boom" seni lukis Indonesia seputar tahun 1990-an .
Sistematika buku ini terdiri dari tiga bab. Bab satu membahas fungsi seni rupa dan strukturnya. Mengungkap mengenai lingkup seni, seni dan seni rupa, serta struktur seni rupa. Bab dua, tinjauan seni rupa modern pembahasan meliputi tinjauan seni rupa modern Eropa (awal abad XX) dan tinjauan seni lukis modern di Amerika pertengahan Abad XX. Bab tiga, membahas Seni Lukis Indonesia, meliputi masa perintisan (1807-1880), masa Hindia jelita (1908-1937), masa Persagi dan revolusi (1937-1950), dan periode kekinian.
Komentar